Daun

Selasa, 02 Juni 2020

Resiko panjat tebing yang harus dipahami

Badan yang kuat dan jantung yang terbiasa memompa dengan cepat, sangat dibutuhkan dalam berolahraga panjat tebing. Jika memang Anda belum terbiasa berolahraga, jangan langsung panjat tebing. Ada baiknya, berolahraga di dalam gym, agar tubuh terbentuk dengan baik, serta jantung terbiasa memompa darah dengan cepat.

Jika Anda sudah terbiasa berolahraga dengan tingkat intesitas tinggi, panjat tebing adalah olahraga yang sangat menantang.
Perlu diingat, terdapat risiko yang harus Anda pahami sebelum melakukan panjat tebing, apalagi di alam bebas. Untuk keselamatan, selalu gunakan alat-alat yang terbukti kualitas dan keamanannya, agar menghindari cedera maupun kecelakaan saat sedang memanjat.
Jika memilikikolestrol tinggi  dan tekanan darah tinggi, serta diabetes, ada baiknya berkonsultasi terlebih dulu dengan dokter, untuk melihat kemampuan Anda dalam melakukan panjat tebing. Jangan memulai olahraga itu tanpa ada “lampu hijau” dari dokter.
Selain itu, penderita penyakit jantung,  disarankan untuk tidak melakukan panjat tebing. Sebab, olahraga ini dianggap terlalu berat bagi mereka yang punya penyakit jantung.
Cek juga kesehatan tulang punggung serta dengkul. Jika terdapat masalah pada kedua tulang ini, ada baiknya menunggu sampai benar-benar pulih. Jangan ambil risiko, karena dampaknya bisa sangat fatal bagi keselamatan Anda.
Radang sendi juga membuat Anda tidak nyaman saat panjat tebing. Sebab, olahraga ini akan menggunakan kekuatan hampir segala sendi yang ada dalam tubuh. Maka dari itu, para instruktur panjat tebing selalu menyarankan untuk mempersiapkan kesehatan sendi.
Ibu hamil pun tetap bisa melakukan panjat tebing jika dokter memberi izin. Namun, jangan lakukan panjat tebing jika usia kehamilan sudah mendekati fase persalinan. Sebab, berat badan Anda akan mempersulit gerakan dalam panjat tebing.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar